Imam Agung

Imam Agung.

1. (1) Jabatan. Di dalam sastra Imamat (P) yang mencerminkan keadaan di dalam kenisah setelah zaman pembuangan, puncak personil kebaktian (Imam dan para Lewi) adalah --> Imam Agung atau Imam Besar (Im 21:10) yang diurapi (Im 4:3,5). Ia ingin disebut raja imam (2Raj 25:18) atau disebut "imam" tanpa tambahan (Kel 29:30). Ia menjadi pengawas kenisah, kebaktian dan personil kebaktian. Ia menjadi pengantara pula antara Yahwe dan Umat. Dalam jabatan tersebut ia mempersembahkan kurban harian (Kel 29:42). Ia adalah ketua Mahkamah Agung dan terutama ia tampil sebagai pemimpin politik pada zaman kekuasaan para Hasmoni. Ia lakukan jabatannya seumur hidup. Menurut PB ditemukan beberapa Ia pada waktu yang sama. Nampaknya gelar itu diberikan kepada para pejabat tinggi kenisah bersama bekas Ia dari waktu yang telah lalu.
2. (2) Pakaian hari-raya untuk ~IA terdiri dari pakaian luar berwarna biru tua dengan sulaman kelinting emas. Di luarnya lagi ia kenakan --> Efod yang diikat dengan ikatan tali aneka warna-warna. Pada diadim yang dipakainya ada tulisan "kudus bagi Yahwe". Pada hari silih Ia mengenakan kain lenan (Im 8:7-9; 16:4,23 dan lain-lain).
3. (3) Sejarah ~IA kurang sekali diketahui orang. Yang menarik perhatian adalah peranan politis dari Ia di kemudian harinya. Sampai pada Onias III yang dibunuh (2Mak 4:33 dan seterusnya) pada zaman Antiokhus IV Epifanes (175-164) para IA menarik asal-usulnya dari Harun-Eleasar-Zadok. Sesudah itu IA diberikan lewat para raja Siria kepada calon yang menyerahkan bayaran paling banyak. Di kemudian harinya Herodes berhasil merebut hak bagi dirinya untuk mengangkat seorang Ia. Orang-orang Romawi mengikuti contoh Herodes. ~IA pertama yang disebutkan di dalam PB adalah Hanas (6-15 ses. Mas.: Luk 3:2) yang digantikan oleh kelima puteranya dan oleh Kayafas putera menantunya (18-36). Jabatan ~IA menghilang dengan hancurnya kenisah. Menurut Ibr 5:1-10; 7:1-8:5 jabatan itu terpenuhi di dalam Kristus.